Masih segar di ingatan kita ketika sebagian besar wilayah Jepang hancur luluh lantak akibat bencana gempa tsunami yang melanda. Ajaibnya dalam waktu singkat, Jepang mampu bangkit dari keterpurukannya dan kembali menguasai perekonomian dunia. Sehingga banyak orang yang bertanya-tanya apa sebenarnya rahasia sukses orang-orang Jepang tersebut. Nyatanya 5 rahasia sukses orang Jepang ini ternyata sudah diajarkan dalam Islam sejak dahulu. Diantaranya yakni:
1. Malu
Pernahkah kamu melihat para pemimpin Jepang dimana ketika ia ketahuan menyalahgunakan jabatannya? Ternyata ia membunuh dirinya sendiri karena malu. Budaya ini sudah menjadi satu hal yang biasa dan turun temurun dari nenek moyang mereka. Dahulu jika para ksatria Jepang gagal mengemban tugas, mereka akan melakukan ‘harakiri’ (menusukkan pedang ke perutnya sendiri).
Sekarang bagaimana dengan para koruptor Indonesia yang mengaku diri sebagai seorang muslim?
Rasulullah SAW bersabda: “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan-kebaikan semata”. (Muttafaqun ‘alaihi)
Kemudian pada hadis lain beliau bersabda: “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu”. (HR. Ibnu Majah dan Thabrani)
Jika seseorang yang mengaku dirinya muslim sudah tidak merasa segan lagi melakukan perbuatan jahat secara terang-terangan, maka apakah masih ada malu terselip dalam hatinya? Dan apakah masih pantaskah ia menyandang status muslim?
2. Mandiri
Orang-orang Jepang tidak pernah menyandarkan sesuatu pada orang lain. Mereka melakukan semua aktivitas secara mandiri. Hal ini memang sudah diajarkan oleh para orang tua semenjak anaknya menginjak usia TK. Seorang anak TK sudah diajarkan mandiri untuk mengganti pakaiannya sendiri, lalu mereka pun dibekali dengan 3 buah tas besar yang berisi sepatu ganti, beberapa bungkus makanan, buku-buku, handuk dan botol minuman yang digantungkan di leher.
Kemandirian ini berlanjut sampai mereka menempuh pendidikan ke tingkat yang lebih lanjut. Bahkan anak-anak SMA di Jepang sudah tidak meminta uang biaya sekolah pada orang tua mereka masing-masing.
Bagaimana dengan anak-anak kita? Sampai mereka kuliah pun kebanyakan masih menengadahkan tangannya pada orang tua. Bukan hanya untuk biaya kuliah, untuk biaya jajan dan jalan-jalannya bersama teman-teman pun ia minta dari orang tua. Padahal jika dilihat dari segi usia, anak kuliahan sudah selayaknya produktif sendiri.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik dari pada hasil usahanya sendiri, sedangkan Nabi Daud A.S juga makan dari hasil usahanya sendiri” (HR. Bukhari)
3. Pantang Menyerah
Bukti nyata bahwa orang-orang Jepang pantang menyerah ada pada produk minuman ringan “Pocari Sweat”. Lama sudah pelopor minuman ini berjuang untuk memperkenalkan produknya. Minuman yang meniru formula cairan infus ini awalnya tidak disukai oleh penduduk Jepang itu sendiri. Mereka tidak suka akan rasanya yang aneh.
Menerima kenyataan ini sang pemilik produk tidak lantas menyerah dan menutup usahanya. Ia justru melakukan serentetan percobaan untuk memperbaiki kualitas produknya. Dan lihatlah sekarang, produk “Pocari Sweat” telah merambah ke negara-negara lain di luar Jepang dengan omzet milyaran rupiah.
Hal yang sama juga terjadi pada merek dagang ‘Honda’. Soichiro Honda adalah orang yang memiliki tekad kuat dan pantang menyerah. Awalnya ia bukanlah orang berada, ia hanya seorang anak dari keluarga miskin yang mengalami kegagalan menjadi insinyur. Namun kegigihannya kini membuat merek otomotif ‘Honda’ semakin digandrungi dunia.
Kembali kita tengok kondisi umat muslim saat ini. Ketimbang berusaha dengan keras, mereka cenderung berputus asa dan berkeluh kesah. Lalu menyalahkan semuanya pada takdir tanpa pernah terlebih dahulu mengeluarkan segala daya dan upaya optimal sekuat tenaga.
Allah SWT berfirman:
“Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya” (QS. At Thalaq: 3)
Banyak yang menyalah artikan kata tawakal dengan berusaha sekedarnya saja, lalu menyerahkan hasilnya pada takdir Allah. Padahal arti kata tawakal di sini justru mengerahkan segala daya dan upaya sampai pada titik maksimal barulah kemudian menyerahkan masalah hasilnya pada kehendak Allah SWT. Dengan kata lain tawakal bisa berarti “jangan mudah menyerah”.
4. Loyalitas
Para pekerja Jepang jarang sekali berpindah tempat dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Sisi positif dari hal ini adalah tertatanya sistem karir di sebuah perusahaan. Mereka juga selalu mematuhi peraturan di tempat mereka bekerja.
Sebenarnya Islam pun mengajarkan umatnya untuk mematuhi aturan atau persyaratan yang sebelumnya telah disepakati bersama. Rasulullah SAW bersabda, “Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memenuhi persyaratan mereka”.
5. Budaya Baca
Jika kita berkunjung ke negara Jepang dan kebetulan naik kereta listrik, kita akan melihat pemandangan yang tidak ditemukan di negara Indonesia. Pemandangan tersebut yakni banyaknya para penumpang yang tengah asyik membaca, entah itu buku atau koran. Tidak heran jika masyarakat Jepang berpengetahuan luas sehingga tumbuh menjadi bangsa yang cerdas.
Sedangkan jika kita tengok kondisi kita saat bepergian, yang kita dapati adalah tidak berhentinya tangan kita menjejalkan aneka makanan dan minuman ke dalam mulut. Jika perut sudah penuh kantuk pun datang, maka tidurlah kita sampai ke tempat tujuan.
Seharusnya budaya membaca adalah budaya umat muslim, karena wahyu pertama yang diturunkan pada Nabi kita tercinta adalah perintah membaca. Allah SWT berfirman:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. (QS. Al ‘Alaq: 1)
Demikianlah 5 rahasia sukses orang-orang Jepang yang ternyata sudah diajarkan Islam sebelum Jepang itu ada. Sekarang tinggal kaum muslimin apakah mau mempraktekkannya atau tidak? Apakah kaum muslimin mau bangkit berjuang atau betah berada dalam keterpurukan?[kabarmakkah]
0 Response to "5 Rahasia Sukses Orang Jepang Ini Ternyata Sudah Diajarkan Dalam Islam Sejak Dulu"
Posting Komentar